Dalam grup WA tersebut, Adrian menyatakan grup dibuat untuk memudahkan komunikasi penugasan timsel. Ia juga bilang, seluruh instruksi penugasan berasal dari Ian Syah. Sedangkan dirinya melalui Kristo akan mengkomunikasikan kepentingan strategis dan teknis internal Bawaslu maupun penugasan dari pusat.
“(Awalnya) saya tidak tahu Ian Syah ini siapa ternyata dia adalah orang partai. (Lalu) kenapa saya harus ikut?” ujar Anwar.
Belakangan, Anwar mengetahui Ian Syah yang dimaksud adalah kader PDIP.
“Integritas saya sebagai timsel diuji dong. Kalau begitu tidak usah ada calon karena semuanya sudah ditentukan partai. (Makanya) saya tidak dengar dan ikut instruksi itu,” imbuh Anwar.
Anwar menduga kuat akibat mengabaikan perintah dalam percakapan grup tersebut ia akhirnya dilengserkan beberapa hari setelahnya.
“Saya bingung, saya diberhentikan ini tanpa alasan yang jelas. Mereka bilang bahwa saya menerima uang, mana buktinya? Saya tidak pernah dimintai klarifikasi sebelum diberhentikan,” tandasnya.
Sementara itu, Adrian Yoro Naleng yang dikonfirmasi tandaseru.com, Minggu (7/5), belum memberikan tanggapan hingga berita ini ditayangkan.
Tinggalkan Balasan