Tandaseru — Sayur lilin dan sambal roa dikenal sebagai makanan khas masyarakat Maluku Utara. Namun, saat ini dua jenis makanan itu masih terbatas konsumsinya untuk sehari-hari warga lokal.

Hal ini menginspirasi dosen Prodi Teknologi Hasil Pertanian Angela Wulansari, dosen Fakultas Ekonomi Ikrimah, dan mahasiswi Prodi Teknologi Hasil Pertanian Siti Nurhaliza dari Universitas Khairun Ternate untuk menyulap makanan khas itu bernilai komersial.

“Sayur lilin ini makanan khas tradisional Maluku Utara. Jadi kami ingin angkat makanan tradisional tersebut supaya dikenal secara nasional,” terang Angela di sela kegiatan Press Tour Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kamis (27/4).

Menurutnya, agar sayur lilin dan sambal roa tersebut memiliki masa simpan yang lebih panjang, keduanya diolah menjadi makanan kaleng siap saji. Harapannya, tidak hanya bisa dijual untuk skala nasional, namun juga internasional.

“Jadi makannya sudah tingal dibuka. Dipanaskan sebentar di microwave atau kompor lalu siap dimakan,” imbuh Angela.