“Tentu dengan kolaborasi bersama masyarakat sehingga bisa membantu masyarakat, dan yang terpenting kegiatan ini bukan hanya menjadi penilaian di kelulusan PIM III melainkan menjadi keberlanjutan dari program kemanusian. Walaupun ke depan barangkali sudah tidak lagi menjabat sebagai camat, tetapi program donor darah tetap menjadi program berkelanjutan,” pungkasnya.
Sementara Sekretaris Daerah Ismail Dukomalamo secara resmi membuka aksi perubahan Syandorah Tidore yang digelar di aula kantor camat itu.
Ismail mengatakan, dengan adanya proyek perubahan ini dapat dijadikan sebagai inovasi yang nanti diusulkan Kota Tidore Kepulauan ke Kementerian Dalam Negeri.
“Saya sebagai Sekda Kota Tidore Kepulauan mendukung sepenuhnya terkait dengan proyek perubahan yang dilakukan oleh peserta Diklat PIM III. Mengapa saya mendukung aksi perubahan ini, karena di setiap aksi perubahan yang dilakukan oleh reformer adalah merupakan inovasi yang akan nanti diusulkan oleh Kota Tidore Kepulauan ke Kementerian Dalam Negeri,” tutur Ismail.
Ia berharap, 40 aksi perubahan yang digagas peserta Diklat PIM III bukan hanya sekadar untuk memenuhi tuntutan diklat penjenjangan, tetapi juga dapat meningkatkan inovasi daerah Kota Tidore Kepulauan. Sebab di tahun sebelumnya nilai inovasi Kota Tidore sangat kurang, maka di tahun 2023 ini Kota Tidore harus sangat inovatif.
Tinggalkan Balasan