Menurut dia, pertunjukan silat tersebut merupakan tradisi leluhur desa yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan baru kali ini kembali diadakan.
“Sebenarnya banyak desa di Kepulauan Sula ini memiliki tradisi seperti ini, hanya saja tidak banyak yang melestarikannya,” katanya.
Dikatakan, kegiatan pencak silat itu juga untuk membina dan mengkoordinir kalangan pemuda agar tidak berlebihan dan hura-hura dalam merayakan hari raya.
“Biasanya anak-anak muda terlalu bersukaria dalam merayakan hari raya. Banyak yang mabuk-mabukan dan terkadang berbuat ugal-ugalan di jalan raya. Kegiatan ini akan membuat mereka tertarik untuk melakukan hal-hal yang lebih positif,” katanya.
Tinggalkan Balasan