Tandaseru — Tambatan perahu untuk nelayan di Desa Koititi, Kecamatan Gane Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara, yang hancur akibat gempa pertengahan 2019 lalu hingga kini belum juga diperbaiki.

Tambatan perahu yang sangat urgen bagi nelayan tersebut tidak lagi bisa dimanfaatkan untuk aktivitas labuh dan bongkar hasil nelayan setempat karena lantai dan tiang tambatannya hancur. Padahal kebutuhan sarana ini sudah disuarakan ke pemda.

“Dari pemerintah kabupaten sudah mengambil gambar dan mengukurnya beberapa kali tapi sampai saat ini belum direalisasikan,” kata Ketua BPD Desa Koititi Ali Ahad saat reses Anggota DPRD Maluku Utara M Rahmi Husen di Koititi, Minggu (30/1).

Reses M. Rahmi Husen di Desa Koititi. (Istimewa)

Menurut Ali, tambatan perahu nelayan ini sangat penting keberadaannya bagi nelayan karena itu tidak bisa hanya dibiarkan rusak begitu saja. Bagi Ali, ini sarana yang urgen dibutuhkan oleh masyarakat nelayan.
Sebab desa ini sebagian besar adalah nelayan, selain petani.

Selain menjadi tambatan perahu nelayan, kapal penumpang juga sering kali bersandar jika musim gelombang. Soal perbaikan ini, diakui ada Dana Desa yang bisa membantu pembangunan fasilitas ini. Hanya saja tidak cukup karena kebutuhan Dana Desa juga untuk pembangunan fasilitas urgen lainnya.