Komunitas ini sudah bergerak sejak tahun 2021 ini. Selain FGD, ada langkah taktis yang akan dibuat KopiLiar.
“Seperti penanaman mangrove kemudian pemulihan habitat pohon sagu di Kelurahan Fitu, sehingga cadangan pangan bisa terjaga bukan hanya untuk masyarakat Fitu tapi umumnya masyarakat Kota Ternate. Sehingga masyarakat tidak susah air, itu menjadi kegelisahan kita,” jelasnya.
Terpisah, Syarif Tjan mengaku FGD ini menjadi nutrisi untuk DLH.
“Bagi DLH ini sebuah nutrisi untuk kita berbenah diri karena dalam diskusi tadi kita melihat bahwa daya dukung dan daya tampung Kota Ternate ini memang sudah sangat mengkhawatirkan. Karena tidak sesuai antara daya dukung dengan daya tampung. Jadi tidak seimbang kalau kita bicara daya dukung seperti daya dukung sosial, daya dukung lahan, daya dukung kimiawi dan berbagai lainya,” terangnya.
“Jadi diskusi ini bagi kami sangat signifikan dalam melihat daya dukung lingkungan Kota Ternate. Ada semacam warning kepada pemerintah kota segera membenahi daya dukung. Saya kira pemkot sudah mengambil langkah-langkah mumpuni seperti keluarnya Perwali tentang Rencana Tata Ruang Wilayah, pemkot sudah saatnya merevisi,” tegas Syarif.
Tinggalkan Balasan