Tandaseru — Kementerian Keuangan Republik Indonesia Sekretariat Jenderal Perwakilan Kementerian Keuangan Maluku Utara kembali menggelar media briefing Torang Pe APBN di Kota Ternate, Selasa (29/11).
“Pemulihan ekonomi Indonesia terus berjalan baik bahkan menjadi salah satu yang terkuat di antara negara G-20 dan ASEAN-6. Dilihat dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2022 yang mencapai 5,7 persen (yoy). Untuk memperkuat daya tahan ekonomi, diperlukan peran APBN untuk menjaga momentum pemulihan dan pencapaian kinerja ekonomi sampai dengan akhir Tahun 2022,” ujar Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara Adnan Wimbyarto.
Ia bilang, peran APBN sebagai shock absorber harus terus dijaga dengan tetap memperhatikan kesehatan dan kredibilitas APBN, salah satunya dengan menurunkan outlook defisit APBN 2022 dari 4,85 persen PDB menjadi 3,92 persen PDB.
“Sampai dengan 31 Oktober 2022, di regional Maluku Utara pendapatan APBN telah terealisasi sebesar Rp 2,57 triliun atau 112,57 persen dari target sedangkan belanja APBN telah terealisasi sebesar Rp 12,59 triliun atau 81,88 persen dari pagu,” papar Adnan pada acara tersebut.
Selanjutnya, Perwakilan Kementerian Keuangan Maluku Utara ini juga menjelaskan bahwa kinerja pendapatan wilayah Maluku Utara sampai dengan 31 Oktober 2022 mengalami kenaikan sebesar Rp 884,70 miliar atau naik 52,33 persen (yoy). Pajak penghasilan non migas menyumbang kenaikan terbesar sebesar Rp 541,79 miliar.
“Proyeksi penerimaan pada bulan Oktober understated (proyeksi lebih rendah dari realisasi) sebesar Rp 55,51 miliar dengan rincian realisasi pajak lebih tinggi Rp 25,88 miliar dari proyeksinya. Hal ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu kenaikan PPH Pasal 21 dan 22 dari tenaga kerja dan bahan baku, peningkatan PPN dan PPnBM wajib pajak perdagangan kopra dan penyerapan anggaran, dan kenaikan PBB yang tidak diperkirakan dari wajib pajak pertambangan dan setoran PTLL dan bea meterai,” rinci Adnan.
Tinggalkan Balasan