Pembangunan literasi di desa berlahan menhalami perkembangan signifikan. Apalagi di desa, di mana disparitas informasi dan pengetahuan sangat terasa. Pokok pembangunan manusia dalam menyongsong masa depan. Minimnya gerakan literasi dan buku sebagai sumber pendukung membuat desa menjadi spektrum ketertinggalan.
Menurut Ketua Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi) Firdaus Oemar yang dikutip dari republika.co.id, “Sebanyak 60.000 lebih desa yang belum disentuh oleh perbukuan, kita perlu melakukan terobosan langkah besar untuk mengadakan buku di seluruh rumah tangga di negeri ini.”
Jumlah yang tidak sedikit tentunya. Sebuah data yang memilukan. Berbagai program pemerintah dalam mendukung gerakan literasi kemudian digalakkan. Salah satunya Kemendes PDT dan Transmigrasi menyatakan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi siap dan selalu akan mendukung program-program yang membangkitkan literasi dari desa seperti yang telah dilakukan oleh Yagemi melalui Program Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah.
Pembangunan literasi utamanya pesisir seperti Maluku Utara merupakan tanggung jawab bersama. Tidak satu dua pihak, namun semua pihak dari level atas hingga level bawah. Tentu dengan komitmen besar yang tersepakati bersama. Semoga. (*)
Tinggalkan Balasan