Saya ingat, belum lama ini, seorang guru bernama Bu Ros yang berterima kasih dan berucap “Saya besyukur, bersama kalian anak saya mulai doyan belajar. Ini terlihat ketika hasil semester kemarin, nilainya lebih baik dari sebelumnya,” ucapnya.
Setahun sudah rumah baca berdiri. Dukungan kian datang mengalir. Namun hasrat tak pernah berhenti. Gerakan lterasi hanya terfokus pada kalangan pelajar. Tak turut serta menciptakan budaya kuat. Maka lewat kerja sama apik dengan pemerintah desa Mateketen, kami menggaungkan literasi yang menyentuh langsung pada masyarakat. Pemerintah desa kemudian memberikan dukungan perluasan peran dengan menghadirkan perpustakaan desa.
Kenapa harus perpustakaan desa?
Pertama, perihal menciptakan iklim gemar membaca di semua kalangan dan kedua, menjadi role model agar desa lain tergerak. Saat ini perpustakaan desa dalam tahap penhembangan dan akan diimplementasikan dalam waktu dekat. Bagi kami, rumah baca dan perpustakaan desa adalah dua nyawa di desa pesisir.
Hadirnya rumah baca dapat kuat dengan perpustakaan sebagai referensi baca. Selain itu, perpustakaan desa bakal menjadi wadah informasi bagi masyarakat. Program implementasi akan terua digenjot.
Tinggalkan Balasan