Tika saya beri motivasi dan berjanji akan meluangkan waktu sehabis mengajar di sekolah bakal membantunya belajar. Riang gembira terpancar dari wajah polosnya. Ia lalu pamit, bermain dengan teman-temannya yang sedari tadi terus memanggil.
Seperginya, saya terpantik haru pada keinginannya. Anak itu bagai pembuka tirai kesadaran bahwa saya harus melakukan sesuatu. Tugas sebagai guru honorer rupanya belum cukup untuk membangun karakter dan kebiasaan murid dalam mencintai dunia bernama budaya membaca. Perlu sebuah wadah yang memiliki peran yang kuat dan tersistematis. Dunia literasi, rumah baca. Itu yang dibutuhkan atas solusi masalah seperti Tika dan anak lain di desa saya Mateketen, Kecamatan Makian Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Budaya membaca menjadi fenomena klasik yang tidak tersentuh. Baik anak sekolah hingga mahasiswa. Luput dari perhatian dalam sistem pembangunan sumber daya manusia. Anak-anak sekolah di desa lebih memilih menghabiskan waktu di tempat jaringan wifi, bermain game dan berselancar di media sosial hingga laurut malam. Sementara mahasiswa yang sekali tiga uang kembali ke desa juga tak memberikan dampak baru sebagai transfer ilmu dan pengetahuan.
Sederet Tantangan Membangun Rumah Baca
Hari berlalu hingga pasca Agustus 2021, lahirlah sebuah rumah baca bernama “Sabua Pustaka”. Puluhan kali diskusi dan ajakan dilakukan. Mahasiswa, masyarakat hingga guru-guru, namun keterpanggilan datang dari pemuda desa. Merekalah yang kemudian meleburkan hasrat dan niat dalam diri untuk membumikan budaya literasi di pesisir.
Bahu membahu kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat, pemdes dan utamanya orang tua murid guna mendorong agar anak-anak meminta waktu lebih belajar di rumah baca. Semua berjalan bertahap. Terengah-engah. Penolakan silih berganti lantaran tak ada asas manfaat dalam pandangan. Belum lagi, tempat di mana harus melaksanakan kegiatan. Beberapa kali permintaan pada Pemdes tak digubris dan hanya janji yang diperoleh. Alhasil, awal-awal pendirian, rumah baca ini hanya punya 6 murid dan belajar dari teras rumah ke rumah.
Tinggalkan Balasan