Tandaseru — Keprihatinan terhadap tragedi Kanjuruhan Malang yang memakan ratusan korban jiwa diungkapkan Ketua KONI Kota Ternate, Maluku Utara, Lukman S Poli.
Ditemui di ruang kerjanya, Lukman mengatakan kejadian di Kanjuruhan ini sangat riskan dan perlu ditangani secara persuasif.
“Saya tidak menilai siapa salah dan siapa benar. Namun saya melihat bagaimana menanggapi suatu persoalan bola kaki dengan bijak. Ini justru menjadi pelajaran bagi suporter di klub besar maupun di daerah untuk menyadari bahwa fanatisme ke tim yang didukung itu jangan berlebihan sehingga merugikan kita sendiri,” ucap Lukman, Senin (3/10).
“Ini sangat disayangkan dan prihatin bagi pengamat, pelaku sepak bola di daerah. Seandainya FIFA memberikan sanksi maka matilah persepakbolaan di Indonesia. Kalau mati sepak bola itu sendiri maka di daerah pun sepak bola mati karena tujuannya kemana kalau di lingkungan daerah saja atau kabupaten tidak ada tindak lanjut ke tingkat nasional. Kita mematikan atlet-atlet berpotensi yang bisa berkiprah ke tingkat nasional, dan sebenarnya pembinaan olahraga di daerah tujuan ditindaklanjuti ke nasional,” tegasnya.
Lukman berharap FIFA tidak mengeluarkan sanksi. Penghentian Liga 1 sementara tanpa ada penentuan batas waktu merupakan isyarat bagi PSSI dan seluruh pelaku sepak bola di Liga I, Liga II, dan Liga III untuk memberikan pemahaman kepada suporter.
Tinggalkan Balasan