“Sementara lagi izin karena kondisi tidak memungkinkan untuk duduk,” ucapnya.

Selama pengurusan syarat wisuda, Meydina dibantu temannya.

“Teman dekat bantu saya pembukuan. Untungnya sudah selesai semua, cuma terakhir pembukuan. Saya berterima kasih kepada bapak ibu di Rektorat karena sangat peduli dengan kondisi seperti ini, bahkan ada bagian Rektorat, Pak Memet, membanti tanda tangan ijazah di rumah sakit. Pesan Rektor tetap semangat dan jangan pernah pantang menyerah, semoga cepat sembuh,” cetusnya.

Usai wisuda, Meydina akan fokus melakukan penyembuhan fisiknya di luar daerah.

“Pesan-pesan untuk anak muda, kalau punya hobi, keluar mencari. Jangan cuman di zona nyaman. Pendidikan harus pertama, hobi harus diikuti dengan pendidikan. Walaupun keterbatasan fisik jangan pernah menyerah,” pesannya.