Pemikir Sosial Selain Barat

Dengan realitas inilah, maka menurut Farid, di Asia, kuliah dasar sangat kurang memberi perhatian terhadap pemikir Asia. Kita lebih banyak mengenal pemikir-pemikir dan teoritis seperti Karl Marx, Max Weber, Emile Durkheim, Georg Simmel, serta ilmuwan Barat lainnya. Lalu menepikan pemikir-pemikir Asia berkelas seperti Wang An Shih, Jose Rizal, Rammohun Roy dan B.K. Sarkar. Farid kemudian menyebutkan terjadilah alienasi intelektual yang ditimbulkan oleh imperialisme.

Untuk itu, Farid –sebagaimana juga ayahnya S.H. Alatas– ingin membangun sebuah pemahaman baru tentang tradisi ilmu sosial otonom. Yaitu suatu tradisi yang menghubungkan riset dan cara berpikir ilmu sosial dengan masalah Asia secara spesifik. Tradisi ilmu sosial semacam itu, menurut Alatas, akan merumuskan masalahnya sendiri dan mengembangkan konsep serta metode yang tepat, dan tidak akan mengisolasi dirinya dari pengetahuan yang berasal dari Barat dan tempat lain (Alatas, 2010 : 115).

Di dunia selain Barat, pernah memiliki pemikir hebat yang mempengaruhi pemikir Eropa. Penulis pertama setelah Polybius yang menerapkan ide-ide mirip ide-ide modern dalam sosiologi sejarah bukanlah orang Eropa, melainkan Ibn Khaldun. Di abad 19 dan awal abad 20, beberapa ilmuwan seperti Becker dan Barnes mengakui bahwa Ibn Khaldun masuk ke Barat dengan mempengaruhi ide-ide beberapa pemikir Eropa. Meskipun pengaruh Ibn Khaldun diakui dalam beberapa karya awal, sekarang pengaruhnya hampir tak dibicarakan dalam buku teks dan kuliah teori sosiologi arus utama.