Namun konsep ini hanya berlaku bagi negara modern yaitu negara yang sudah ada diferensiasi dan spesialisasi peranan, negara yang memiliki batas wilayah yang pasti dan penduduknya tidak nomaden.
Kemudian menurut Robson, politik adalah kegiatan mencari dan mempertahankan kekuasaan ataupun menentang pelaksanaan kekuasaan yang tidak merakyat.
Kekuasaan sendiri adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik pikiran maupun perbuatan agar orang tersebut berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan pemimpin. Kelemahan dari konsep ini adalah tidak dapat dibedakannya konsep berprospek politik dan yang non politik dan juga kekuasaan hanya salah satu konsep dalam ilmu politik, masih ada konsep ideologi, legitimasi dan konflik lainnya.
Jadi dengan pemahaman literasi yang kuat, seseorang akan mampu mendistribusikan produk keadilan. Walaupun ia kalah dalam voting parlemen (negara demokrasi), tetapi setidaknya ia telah berjuang keras berlandaskan kepentingan masyarakat dan mengabaikan kepentingan pribadi atau kelompok. Jika prinsip-prinsip ini ada dalam pikiran parlemen dan pemimpin, pasti suatu saat nanti akan tiba masanya.
Mereka yang memahami literasi dan politik jika menjadi penguasa, pasti menjalankan sistem ketatanegaraan seiring dengan mengembangkan literasi. Katakanlah Rusia di masa kepemimpinan Lenin, jika terdapat masyarakat yang menolak ikut kursus pemberantasan buta huruf ia diancam hukum denda, kerja paksa, dan bahkan kehilangan kartu makanan.
Tinggalkan Balasan