“Bahkan bisa jadi pelakunya tinggal serumah dengan korban, yang seharusnya menjadi pelindung bagi anak-anak ini. Masalah seperti ini penanganannya cukup kompleks, untuk itu membutuhkan SDM yang cukup. Di Maluku Utara sendiri jumlah psikolog dan konselor sangat minim,” akunya.
“Sempat kami bincang-bincang kenapa Pemda tidak memberikan semacam beasiswa kuliah untuk mengisi kekosongan sumber daya manusia ini,” pungkas Andy.
Tinggalkan Balasan