Tandaseru — Baru-baru ini, penemuan ‘harta karun’ bawah laut di perairan Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, mengejutkan semua orang. Penemuan harta karun itu berupa bangkai kapal beserta piring dan guci yang diduga merupakan peninggalan zaman Dinasti Ming.

Penemuan barang-barang kuno itu kemudian diabadikan salah satu penyelam asal Maluku Utara, M Rahmi Husen.

“Lokasi kapal pengangkut guci dari zaman Dinasti Ming itu tenggelam di perairan Ome dan Soasio,” ungkap Rahmi kepada tandaseru.com, Kamis (28/4).

Rahmi memperkirakan benda-benda tersebut berusia lebih dari 500 tahun silam. Di perairan Soasio bangkai kapal masih terlihat jelas, namun sebagian besar benda berupa piring dan guci sudah tertutup lumpur.

“Pada bagian permukaan pasir kita masih bisa menjumpai banyak keramik, yang sebagian menyerupai batu karang,” ujarnya.

Meski begitu, Rahmi sendiri belum bisa memastikan ada berapa banyak benda lainnya yang ikut terkubur di balik lumpur. Ia mengaku penemuan berharga itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia bawah laut.

“Menariknya, hanya di kedalaman 20-30 meter sudah kita jumpai bekas kapal dan keramik,” katanya.

Menurutnya, penemuan harta karun bawah laut ini menambah bukti baru kejayaan Kota Tidore Kepulauan sebagai kota rempah yang menjadi incaran berbagai bangsa.

Salah satu spot bawah laut Pulau Filonga. (M. Rahmi Husen)

“Jadi tidak heran jika di Tidore banyak peninggalan bangsa asing. Mereka datang berdagang dan membeli rempah, kemungkinan barang berharga seperti keramik dijadikan sebagai alat tukar,” ungkapnya.

Ia meyakini penemuan tersebut merupakan satu sumber kekayaan terbaru di perairan Kota Tidore Kepulauan.

“Kita belum bisa perkirakan nilainya,” cetusnya.

Sebagai salah satu pegiat diving profesional, Rahmi berharap keindahan bawah laut Kota Tidore bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah setempat demi kemajuan sektor pariwisata.