Tandaseru — Warga yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi (AMPD) Pulau Morotai, Maluku Utara, menggelar unjuk rasa menolak PSU Desa Cempaka, Jumat (22/4).
Warga meminta Bupati Benny Laos memecat dan mempidanakan atau membubarkan Tim Penyelesaian Sengketa Pilkades.
Dalam aksi itu, warga juga mendesak Bupati segera melantik calon kepala desa nomor urut 02 Hun Ayang yang memenangkan Pilkades 15 Desember 2021 dengan perolehan suara terbanyak, yakni 117 suara.
Salah satu orator, Mulkan Hi. Sudin, dalam orasinya menyatakan Sekretaris Daerah M Umar Ali harus segera memanggil paksa Tim Penyelesaian Sengketa agar dapat menjawab keresahan warga di Desa Cempaka.
“Tim Sengketa kerasukan setan. Saya ingin tegaskan bahwa kami akan memaksa saudara Sekda untuk memanggil paksa Tim Sengketa, karena beberapa kali kami melakukan demontrasi Tim Sengketa selalu menghindar,” ujar Mulkan.
Dalam orasi itu, Mulkan juga mengungkapkan ada oknum pejabat yang terindikasi melakukan pemerasan terhadap beberapa cakades di Morotai.

“Cakades diminta menyetor sejumlah uang kepada pejabat itu. Jadi ada dugaan itu, mudah-mudahan pihak kepolisian bisa melidik Tim Sengketa,” ungkapnya.
Sementara orator lain, Fitra Piga, menyatakan Pilkades di Morotai tidak berdasarkan demokrasi keadilan sehingga yang lahir hanyalah sengketa.
“Peraturan Bupati itu cacat hukum. Karena proses penyelesaiannya asal-asalan dan amburadul, dan hanya melahirkan potensi ruci-ruci,” tegas Fitra.
Ia pun mendesak Bupati dan Sekda turun tangan menuntaskan masalah itu.
“Karena anda sebagai pimpinan demokrasi di Morotai. Jika tidak, hari ini juga kami duduki Kantor Bupati Morotai,” ancamnya.
Setelah berorasi, massa mendesak bertemu Ketua Tim Penyelesaian Sengketa Lauhin Goroahe. Namun Lauhin yang keluar dari kantor bupati tak mengindahkan permintaan itu dan enggan meladeni massa aksi.
Sikap Kepala Badan Kesbangpol itu menuai amarah warga. Massa ramai-ramai meneriakinya.
“Lauhin jang lari! Tara hargai torang ni. Kira orang datang dari kampung tara kase kaluar biaya? Ngoni ini bikin masyarakat baku bunuh saja,” teriak masa aksi.
Sekadar diketahui, aksi serupa pernah digelar 6 April lalu di kantor desa setempat.
Pada Pilkades Cempaka, cakades pemenang kedua lah yang menggugat hasil pemilihan. Cakades nomor urut 01 itu meraih 115 suara.
Tinggalkan Balasan