Tandaseru — Basarnas Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, mencatat adanya 7 warga yang sempat hilang sepanjang 2021-2022. Orang-orang hilang ini pun dicari lewat operasi pertolongan gabungan dan berhasil ditemukan.
Warga yang hilang terdiri atas nelayan dan petani.
Pada 2021, orang hilang terdiri atas 4 nelayan dan 1 petani. Sedangkan di 2022, per Februari terdapat 2 nelayan yang hilang.
“Di 2021 kecelakaan laut nelayan hilang itu sekitar 4 kecelakaan. Kami menemukan semuanya untuk tim SAR gabungan dari Lanal dari Polair Basarnas dan teman dari relawan,” ungkap Korpos Unit Siaga SAR Morotai, Marjun Doa, Kamis (10/3).
Untuk musibah darat atau petani yang hilang, hanya satu laporan dan ditemukan di hari keempat. Warga tersebut berasal dari Desa Sambiki Kecamatan Morotai Timur.
Selain warga hilang, ada beberapa speedboat mengalami kecelakaan laut karena kerusakan pada mesin.
“Kami tangani di kecelakaaan atau mati mesin speedboat Najwa itu dua kali, dan beberapa nelayan yang memang mati mesin juga tapi bisa ditemukam di perairan Pasifik,” jelasnya.
“Yang paling jauh itu nelayan dari Desa Posi-posi itu dia sampai ke Sanger Talaud, Sulawesi Utara. Penyebabnya karena cuaca buruk. Dia hilang arah karena kehabisan BBM. Akhirnya hanyut dan ditemukan oleh nelayan Sanger Talaud dan diantar kembali ke perairan Morotai, kami langsung evakuasi,” tutur Marjun.
Ia menambahkan, kendala alat dan SDM di lapangan untuk operasi pencarian masih ada. Namun tahun ini akan ada pengadaan sarana untuk Basarnas Morotai.
“Kalau untuk personel dari kantor pusat provinsi juga memang masih kekurangan SDM. Namun kami memberdayakan untuk teman potensi SAR di daerah yang sudah terlatih. Setiap ada operasi kami tetap libatkan mereka untuk operasi SAR. Saat ini personel kami ada 7 orang,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan