Puan menegaskan, anak-anak di Morotai harus mendapat kesempatan pendidikan dan gizi yang baik, sama halnya seperti yang dirasakan dengan anak-anak di Jawa.

“Karena itu bersamaan dengan acara ini dilaksanakan juga penyerahan Program Indonesia Pintar, vaksinasi untuk anak-anak, bantuan untuk UMKM, bibit, dan PAUD,” urai Puan.

Mantan Menko PMK itu lantas berpesan kepada masyarakat Morotai agar Monumen Soekarno di Morotai selalu dijaga bersama-sama.

“Dijaga kebersihan monumennya dan diceritakan terus ke generasi muda tentang bagaimana dulu di tahun 1957 Presiden Soekarno datang ke Morotai untuk menegaskan kesatuan bangsa Indonesia. Apalagi monumen ini lokasinya di Morotai Study and Sport Center yang menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat Morotai,” pesan Puan.

Dalam peresmian ini, Puan juga menandatangani prasasti Monumen Soekarno. Selain itu, ia juga menyapa sejumlah pelaku sejarah penjemput Bung Karno ketika datang di Morotai tahun 1957.

Ada lima orang pelaku sejarah yang hadir dalam acara peresmian Monumen Sukarno. Mereka adalah Rosalina Sasue (pemegang baki saat pengguntingan pita peresmian SMPN 1 Morotai), Harniaty Mulyono (petugas pengalungan bunga), Muhajir Kololi (salah satu peserta barisan paduan suara), serta Sarifudin Lanoni dan Icong (ikut menjemput Bung Karno di pelabuhan).

“Saya sudah muter-muter Indonesia dari SMP, baru sekarang sampai Morotai. Pasti ada sejarah yang memanggil. Tidak mungkin tiga generasi ini datang ke Morotai. Artinya Morotai itu penting bagi Indonesia,” tutur Puan.

Putri Presiden ke-5 RI Megawati Sukarnoputri ini menekankan Bung Karno selalu mementingkan pendidikan anak bangsa. Salah satu buktinya, kata Puan, dengan meresmikan SMPN 1 Morotai yang berada di salah satu pulau terdepan Indonesia.

“Waktu itu kok Bung Karno resmikan SMP, ternyata beliau melihat pendidikan itu penting, sendi utama bangsa. Ini tugas kami di DPR untuk mencermati pendidikan di Morotai dan daerah-daerah terpencil lagi,” sambung Puan.