Bupati Halmahera Selatan, Usman Sidik, ikut turun ke lapangan untuk menghentikan pertandingan. Ia mengaku kecewa dengan tingkat official MU yang memukuli pelatih dan timnya.
“Cara-cara preman kayak gini dan tunjukkan kekerasan di lapangan. Kalau pemain bersentuhan itu wajar, masak orang luar masuk pukul?” ucap Usman.
Usman pun meminta pertandingan dihentikan. Ia tak mau anak-anaknya menjadi korban kekerasan.
“Ndak, kita istirahat. Dan saya juga nggak mau anak-anak jadi korban. Kita hentikan permainan aja, karena perangkat pertandingan udah kayak begitu,” tegasnya.

“Sebenarnya pertandingan ini praliga. Ingat, finalnya sebenarnya ada di Halmahera Selatan. Tapi saya berani pindahkan, dengan Bupati Morotai bersepakat kita pindahkan di Morotai, tapi kemari harus tunjukkan jadi tuan rumah yang baik. Jadi kalau mau lanjut, tolong jadi tuan rumah yang baik,” pinta Usman.
Sementara Bupati Pulau Morotai, Benny Laos juga menyayangkan adanya kericuhan itu. Ia bilang, ke depannya pertandingan di Morotai dialihkan saja ke olahraga tinju.
“Pertandingan bola kaki ini yang main bola, bukan main tangan. Dan mohon maaf, ini jadi pelajaran buat kita semua. Dari awal pak Bupati Halsel dan saya sudah pesan ‘jiwa besar dan jiwa olahraganya yang ditonjolkan, tidak bisa ditampilkan yang ada jiwa tinjunya’. Maka karena pemainnya mau jadi petinju jadi bola kaki ditutup dengan terpaksa. Nanti kita bikin pertandingan tinju saja,” ucap Benny.
Tinggalkan Balasan