“Di semarang saja ruang ruang kreatif tumbuh dengan baik di sana. Tinggal bagaimana kita sama-sama kolaborasikan pada wilayah mana kita bisa kerja sama, karena city branding sudah kami ciptakan di sana. Namun yang terpenting dalam pertemuan saya dengan teman-teman komunitas di Ternate ini semua layak dan perlu kita rawat dengan bersama,” tukas Ganjar.

Ganjar juga menyuruti potensi kelautan yang dimiliki Malut. Laut, kata dia, harus menjadi sentral pembangunan perkembangan ekonomi daerah. Karena itu penting membangun daerah dengan branding daerah kepulauan.

“Jadi bagaimana kita lebih memahami soal archipelago itu sendiri untuk dijadikan dasar dan perhatian,” pungkasnya.

Wali Kota Ternate M Tauhid Soleman yang juga hadir dalam diskusi itu menambahkan, kehadirian Ganjar Pranowo menjadi satu spirit baru untuk Ternate.

“Apalagi bersama teman-teman komunitas Ternate yang begitu banyak di Ternate barangkali sudah tidak diragukan lagi. Mungkin Pak Ganjar sudah melihat sendiri tadi bagaimana teman-teman sudah menunjukkan banyak kolaborasi atas ide-ide yang mereka tampilkan dan juga sharing secara bersama,” tuturnya.

Terkait provinsi kepulauan, sambung Tauhid, saat ini rancangan Undang-undang Kepulauan belum juga disahkan. Ia berharap hal ini menjadi perhatian pemerintah pusat.

“Semoga apa yang menjadi kegelisahan ini Pak Ganjar bisa dilanjutkan ke depan, karena posisi Pak Ganjar dalam spektrum kepemimpinan bukan hanya ruang lingkup jawa akan tetapi nasional. Jadi semoga bisa didengar untuk memberikan ruang kebangkitan bagi daerah kepulauan yang ada di Indonesia Timur juga,” tandas Tauhid.