Pada tahun 2008, kisah Ismail, ia sendirian saja pergi ke kebun. Namun rokok yang diletakkan di batu tersebut hilang. Yang tersisa tinggal korek api.

“Begitu rumah kebun saya kena angin dan atapnya terbuka, saya naik dan perbaiki. Ketika saya turun untuk minum air, air di ceret berubah warnanya kuning. Ternyata di dalam ceret ada rokok saya itu,” ungkapnya.

Tak hanya itu, menurut Ismail kian hari batu tersebut juga bertambah besar ukurannya.

“Waktu tahun 80-an itu lebarnya hanya 2 meter lebih dan tinggi hampir 1 meter. Sekarang lebarnya sudah 7 sampai 8 meter dan ketinggian sekarang sudah 1 meter lebih,” pungkasnya.