Tandaseru — Laga lanjutan Pramusim Liga 3 Wilayah Timur antara Persihalsel dan Persiter A berlangsung ricuh. Aksi saling protes manajemen dan suporter kedua tim mewarnai pertandingan semifinal di Stadion GBK Halsel, Maluku Utara, Minggu (26/9).

Pertandingan 90 menit sendiri berakhir imbang 1-1. Laga pun harus dilanjutkan dengan drama adu penalti.

Aksi protes dipicu penalti Persiter yang menimbulkan polemik. Polemik ini membuat hasil pertandingan ‘digantung’.

Awalnya, tiga pemain Persihalsel gagal merobek gawang Persiter. Hal serupa juga terjadi di kubu Persiter, di mana dua pemainnya telah gagal mengeksekusi penalti.

Ketika algojo kelima, Ridho Tomanyira, melakukan tendangan penalti, bola yang ditendangnya mengenai mistar gawang dan memantul keluar. Hakim garis menunjuk garis tengah yang artinya gol untuk Persiter.

Keputusan tersebut sontak memicu protes manajemen Persihalsel. Di sisi lain, wasit yang memimpin pertandingan tidak mengambil keputusan.

Manajer Persiter A Rizal Marsaoly (kaos hitam) dan Manajer Persihalsel Fahrizal Rahmadi memprotes panitia. (Tandaseru/Suratno Taib)

Saling protes di dalam lapangan pun berlanjut ke meja panitia. Pengawas Pertandingan, Roby Pangety menjadi sasaran protes kedua manajemen. Persihalsel meyakini keputusan hakim garis keliru, sedangkan Persiter menyatakan tendangan tersebut gol dan Persiter berhak melaju ke final memperebutkan Piala Gubernur.

Belakangan, hakim garis yang telah menunjuk gol itu malah mengatakan keputusannya tersebut khilaf. Hal ini membuat kondisi kian memanas.

Beruntung pertengkaran kedua tim ini berhasil dilerai TNI-Polri yang bertugas mengamankan pertandingan tersebut.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keputusan tim mana yang berhak lanjut ke final.