Setelah terpilih sebagai ketua, Rahmat mulai putar otak mendirikan badan usaha bersama teman-temannya. Mereka lalu berinovasi dan memperkenalkan Warkop Morotia.

“Saya berpikir begini, jika kita ingin menjadi besar maka mulailah dari hal yang kecil. Saya tidak bisa membangun mal di sini karena persaingannya terlalu berat, dan saya tidak mungkin membangun warung karena persaingannya juga begitu ketat. Jadi saya memilih kedai Warkop Morotia,” terangnya.
Pendirian warkop ini bukannya tanpa kendala.
“Hambatannya banyak sekali. Kalau tidak didasari dengan niat yang baik, keinginan yang gigih, itu tidak mungkin tercapai,” ucapnya.
“Salah satu faktor penghambat adalah cara pencairan uangnya agak ribet. Tapi itu harus ditempuh apapun yang terjadi, karena memang tujuan kita baik,” sambung Rahmat.
Warkop Morotia yang baru berjalan satu bulan lebih ini sudah mampu menarik banyak pengunjung.
“Yang pertama kami menawarkan konsep outdoor, karena kita lihat kedai yang konsepnya outdoor jangkauannya agak jauh dari pusat kota,” terangnya.

Meski mengaku masih banyak kekurangan, Rahmat bilang Warkop Morotia terus berbenah.
“Tujuan inti dari membangun di sini adalah memperkenalkan makanan-makanan khas orang Morotai. Kami juga menerima supplier atau siapa saja yang mempunyai makanan khas dan ingin memasarkan di Kedai Morotia,” tambahnya.
Tinggalkan Balasan