Dalam sehari, Ali mampu memungut 180 kilogram kardus bekas. Jumlah ini mencapai 6 ikat kardus. Sementara besi dan botol bekas sehari bisa 80 kg.
“1 ikat kardus itu beratnya sekitar 30 kilo, dan ini bakal dikumpul hingga 1 minggu baru dijual,” jelasnya.
Dulu, Ali bisa mengumpulkan lebih banyak kardus bekas. Sebab saat itu hanya ia sendiri yang berjualan kardus bekas. Dalam sehari bisa 20 ikat terkumpul.
“Namun saat ini orang di kota juga sudah mengambil kardus bekas untuk dijual, jadi saat ini sudah sedikit pendapatannya,” terangnya.
Meski begitu, Ali mengaku pendapatannya masih cukup untuk menghidupi kebutuhan keluarga. Sebab dulu kardus dibeli dengan harga 1 kg Rp 500, saat ini harganya naik Rp 1.000/kg.
“Sekarang harga kardus bekas lagi naik harga, jadi pendapatannya masih cukup untuk kebutuhan anak dan istri,” kata Ali.
Seminggu sekali Ali menjual rongsokan yang ia dapat dan bisa membawa pulang uang Rp 1 juta lebih.
“Lumayan, dalam 1 minggu itu saya bisa dapat Rp 1 juta lebih,” ucapnya.
Bekerja di TPA tanpa alat pengaman lengkap tampaknya tak mengganggu fisik Ali. Ia mengaku tak pernah sakit meski tiap hari berhadapan dengan sampah.
Dari hasil memulungnya, Ali dapat menyekolahkan anaknya. Saat ini, sang anak sudah duduk di bangku kuliah.
Tinggalkan Balasan