Direktur Leskompol Maluku Utara ini melanjutkan, kemungkinan kedua tokoh ini tidak memiliki manajemen komunikasi yang baik. Terutama Tauhid sebagai Wali Kota gaya memimpinnya terkesan seperti gaya komunikasi komando ala Orde Baru dan tidak cukup persuasif dalam merespon situasi yang ada sehingga muncul konflik.

“Padahal dalam kondisi seperti ini Wali Kota butuh kondisi yang tenang untuk menggerakkan masyarakat dalam membangun kota yang dia janjikan untuk kehidupan yang lebih baik. Apalagi dalam kondisi pandemi yang agak lebih sensitif bagi masyarakat mengingat kondisi ekonomi yang makin terpuruk,” urai Helmi.

Kondisi hubungan antara kedua unsur pimpinan ini, sambungnya, diperkirakan akan sangat mengganggu efektivitas pemerintahan yang dipimpin Tauhid. Mengingat Wali Kota harus berkonsentrasi penuh bekerja menyelesaikan persoalan kota yang sudah sangat menumpuk, termasuk janji 100 hari kerja yang belum tampak hasilnya.

“Terutama isu air bersih, ekonomi dan penyelesaian Covid-19. Belum lagi Wali Kota harus diganggu dengan isu kasus Haornas yang tentu akan mempengaruhi konsentrasinya karena isu tersebut sangat mempengaruhi citranya sebagai Wali Kota, padahal Tauhid baru dipanggil sebagai saksi,” jelasnya.

Untuk itu, Helmi berujar, jika Tauhid gagal memperbaiki kinerja dan komunikasinya maka dipastikan ia tidak akan mampu bekerja penuh mewujudkan harapan masyarakat yang ia janjikan.

“Oleh sebab itu, Tauhid sebaiknya lebih fokus dalam membangun tim kerja yang lebih efektif dan menghindari konflik yang tidak perlu terjadi karena masyarakat sangat berharap sang Wali Kota bisa fokus penuh dengan bekerja maksimal,” ujarnya.

Helmi juga berharap Jasri lebih bijaksana dan tetap melakukan pekerjaannya sebagaimana mestinya. Bagaimana pun masyarakat tidak bisa menjadi korban perselisihan di tingkat pucuk pimpinan.

“Pokoknya masyarakat berharap agar permasalahan ini segera mendapat penyelesaian yang baik sehingga roda pemerintahan kota bisa berjalan lincah dan efektif karena selama ini kepemimpinan Tauhid-Jasri lebih terasa kering dan tawar karena kurang responsif dengan gebrakan-gebrakan baru,” tandasnya.