Tandaseru — Ratusan tenaga medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara mengancam melakukan mogok kerja. Pasalnya, sudah 3 bulan belakangan gaji dan insentif mereka tak dibayar.

Informasi yang dihimpun tandaseru.com, para tenaga medis memberikan waktu sepekan kepada pengelola RSUD dan Pemerintah Daerah untuk melunasi hak-hak mereka. Waktu sepekan yang diberikan terhitung mulai Rabu (17/3) kemarin.

Jika tuntutan mereka tak dipenuhi, tenaga medis bakal menghentikan pelayanan dan menutup ruangan-ruangan pasien.

“Gaji kami belum dibayar 3 bulan ini. Terus ada yang bilang bayar tanggal 20, ada juga bilang bulan April baru bayar. Anak istri kami mau dikasih makan batu sama pasir?” ujar salah satu tenaga RSUD Morotai yang enggan namanya dipublikasikan, Kamis (18/3).

Tenaga medis lain yang ditemui tandaseru.com di Kota Daruba mengaku rekan-rekannya sudah saling ajak untuk mogok kerja.

“Katanya ruang-ruang pelayanan mau ditutup dan tidak melayani pasien lagi kalau pemerintah tidak bayar hak gaji dengan insentifnya Maret ini,” akunya.

Direktur RSUD Pulau Morotai, dr. Novindra Humbas yang dikonfirmasi terpisah soal ancaman mogok kerja itu mengaku hak-hak para tenaga medis tengah diproses penyelesaiannya.

“Tunjangan kinerja dan gaji sudah dalam proses permintaan gajinya.
Paling lama minggu depan sudah dibayarkan semuanya. Ini akibat dari pinalti Kemendagri 60 hari terkait anggaran yang tidak diparipurnakan DPRD,” kata Novindra.

Ditanya soal pembayaran hak-hak tersebut apakah mulai Januari atau hanya Maret saja, ia menegaskan para tenaga medis bakal dibayar sejak Januari.

“Dari Januari,” tandasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Morotai, Muhammad M. Kharie mengatakan jasa tenaga medis berstatus tenaga kontrak daerah tetap dibutuhkan Pemerintah Daerah. Hanya saja, tunjangan 2021 mereka baru akan dibayarkan pada Maret.

“Terhitungnya tetap dari Januari karena mereka kerja full. Seperti dokter ahli dan tenaga medis lainnya,” ujar Sekda.