Tandaseru — Lembaga Pemuda Adat (Lepa) Boeng Kao, Halmahera Utara, Maluku Utara beberapa waktu lalu sempat melakukan aksi unjuk rasa di perusahaan tambang emas PT Nusa Halmahera Minerals (NHM). Dalam aksi tersebut, massa sempat menyebutkan Presiden Direktur PT NHM Robert Nitijudo Wachjo sebagai pembohong besar.
Hal ini menuai kritikan tajam berbagai kalangan.
Salah satu pemuda Boeng, Mesak Habari mengatakan, aksi protes yang dilakukan beberapa waktu lalu tak lepas dari fungsi kontrol masyarakat terhadap korporat. Sebab dikhawatirkan kebiasaan lama sebelum NHM diambil alih oleh PT Indotan masih hidup subur dan dipraktikkan oknum-oknum di dalam PT NHM.
“Pada prinsipnya kami selaku anak-anak muda yang tergabung dalam Lembaga Pemuda Adat Boeng tidak berniat untuk menghina ataupun mencemarkan nama baik pemilik saham terbesar dalam perusahaan yang ada di tanah Gosowong,” kata Mesak, Selasa (26/1).
Mesak bilang, kata “pembohong” yang diucapkan anak-anak muda Boeng dalam aksi lalu menimbulkan gejolak dan kontroversi di tengah masyarakat.
“Selaku anak muda yang masih membutuhkan berjuta-juta pengalaman tetap melangkah maju walaupun badai akan menggoncang, karena pada hakikatnya tidak ada seorang nelayan yang hebat tanpa ombak yang keras,” ujarnya.
Data, sambung Mesak, merupakan kekurangan dari pemuda yang melakukan aksi beberapa waktu lalu. Alhasil, apa yang ditudingkan kepada Presdir NHM tidak sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan manajemen NHM di lapangan.
“Karena itu, kami atas nama Lembaga Pemuda Adat Boeng memohon maaf yang sebesar-besarnya jika kata-kata kami membuat Pak Presdir tersinggung dan marah. Kami sebagai anak negeri tidak mau dijadikan objek oleh mereka-mereka yang hanya mencari makan di wilayah ini tetapi kami harus dijadikan subjek untuk keberlangsungan hidup generasi penerus,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan