Tandaseru — Warga RT 001, 002, dan 003 RW 001 Kelurahan Tarau, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara mengeluhkan kondisi air PDAM yang berubah warna. Akibatnya, bak-bak mandi dan tampungan air warga berisi air keruh dan berwarna kecokelatan.
Rahmawati, salah satu warga setempat ketika diwawancarai mengaku sudah sepekan ini warna air PDAM keruh dan tidak jernih lagi seperti biasanya. Bahkan warnanya cenderung kecokelatan.
“Airnya tidak berbau tapi warnanya berubah cokelat, jadi kami beli air galon untuk masak,” ungkap Rahmawati, Senin (21/12).
Senada, warga lainnya, Ina mengaku sudah seminggu ini menggunakan air PDAM hanya untuk mandi dan mencuci piring dan pakaian. Perubahan warna ini membuat warga khawatir menggunakannya untuk konsumsi.
“So satu minggu ini torang pe aer PDAM bakabur (keruh, red) dan warna berubah cokelat. Torang hanya pake aer galon untuk masak,” ujar Ina.
Keduanya menyebutkan hingga saat ini belum ada satu petugas pun yang datang mengecek atau melihat kondisi air. Akibatnya, warga harus mengeluarkan uang untuk membeli air galon isi ulang senilai Rp 7.000 setiap harinya untuk masak. Ditambah air galon untuk minum, maka pengeluaran per hari untuk beli air bisa mencapai Rp 14.000.
Direktur Utama PDAM Ternate Abdul Gani Hatari ketika dikonfirmasi mengaku bahwa perubahan air yang terjadi di beberapa rumah di Kelurahan Tarau merupakan dampak penggunaan kaporit yang dicampurkan dalam bak penampung air. Tujuannya untuk menjaga kualitas air tetap bersih.
“Itu karena petugas mencampurkan kaporit ke dalam air sehingga air berubah warna. Tapi itu tidak akan lama, pasti airnya jernih kembali,” ucapnya.
Meski sudah mengaku adanya campuran kaporit dalam bak penampung air, Abdul Gani lantas kaget ketika dijelaskan bahwa air berubah warna menjadi cokelat.
“Kalau airnya berubah cokelat berarti itu bukan karena kaporit. Nanti saya akan suruh petugas untuk cek langsung ke rumah-rumah warga,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan