Tandaseru — Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate, Maluku Utara, Ibrahim Muhammad mengaku simulasi pembukaan sekolah tetap dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Pasalnya Senin (23/11) bakal dilakukan pertemuan dengan semua kepala sekolah untuk melakukan tanda tangan perjanjian belajar tatap muka.
Ibrahim bilang, meski status penyebaran Covid-19 di Ternate kembali naik ke zona oranye, Diknas telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 agar simulasi pembukaan sekolah bisa tetap jalan.
“Pada prinsipnya, kita tetap melakukan persiapan simulasi namun dengan persyaratan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat,” tuturnya, Minggu (22/11).
“Jadi besok saya akan kumpulkan semua kepala sekolah untuk buat surat pernyataan bahwa mereka harus siap untuk menjalankan penegakan protokol kesehatan,” tegas Ibrahim.
Ibrahim mengaku bakal melakukan koordinasi dengan Satgas Covid-19 untuk melakukan pemeriksaan apa saja yang disiapkan oleh sekolah.
“Jika sekolah tidak siap maka kita kembali ke daring lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, model pembelajaran ini hanya guru dan siswa, namun harus ada kepatuhan orang tua wali.
“Dalam satu minggu ini ketika saya pantau di sekolah ada orang tua yang antar anak, ada yang masuk di sekolah dan tidak pakai masker. Jika kayak begini artinya orang tua juga tidak ada kesadaran,” ujarnya menyayangkan.
Dalam proses simulasi yang bakal dilakukan, jika masih kedapatan sekolah tetap membiarkan orang tua wali masuk lingkungan sekolah dengan tidak menggunakan masker, artinya sekolah tidak bisa dibuka karena tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Adapun pembelajaran dilakukan dengan sistem shift namun jarak shift-nya harus 30 menit. Agar yang baru keluar dan yang datang tidak saling bertemu.
“Namun ini malah kondisi di lapangan ada orang tua yang datang di sekolah, ngobrol di sekolah tidak pakai masker, ini jadi masalah,” cecar Ibrahim.
Dalam perjanjian yang bakal dilakukan besok, jika ada kepala sekolah yang lalai maka risikonya sekolahnya bakal ditutup kembali.
“Jika kepala sekolah tidak dapat menegakkan itu maka dengan terpaksa sekolah yang bersangkutan terpaksa harus tutup lagi,” imbuhnya.
“Jadi besok kita buat komitmen dengan kepala sekolah dulu, hari Selasa baru kembali dilakukan pantauan,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan