Tandaseru — Mohammad Yamin Tawary lahir di Desa Gane Luar, Halmahera 28 Oktober 1958, dari ayah berdarah Makean bernama Haji Husen Syaban Tawary dan ibu Hajjah Waini Safar Pune, keturunan campuran Galela dan suku Sawai. Pekerjaan ayah Yamin sebagai seorang guru SD mengharuskan keluarga mereka hidup berpindah-pindah tempat.

Ketika Yamin berusia 2 tahun, keluarga mereka pindah ke Ternate. Di Ternate pun, Yamin dan orang tuanya hidup berpindah-pindah tempat. Mulai dari Lelong, pindah ke Sabia, kemudian ke Kelurahan Sangaji, Ternate Utara.

Pada usia Yamin yang ke-7, ayahnya dipindahtugaskan lagi ke Tomajiko dan Faudu di Pulau Hiri. Ketika usia Yamin beranjak 12 tahun, Yamin pindah ke Sangaji dan menetap hingga usianya 22 tahun. Ketika itulah Yamin memutuskan untuk berangkat ke Jakarta dalam rangka melanjutkan pendidikan.

 

Pendidikan
Yamin sebenarnya harus menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di Faudu. Tapi menjelang ujian, ayahnya mendaftarkan dirinya di SD Islamiyah III Ternate untuk menamatkan pendidikan. Yamin melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Islam Ternate sebelum akhirnya berlabuh di SP IAIN Filial Ternate.

Waktu terus bergulir, seperti kata Salvador Guillermo Allende Gossens, mantan Presiden Chilli itu pernah mengatakan, ‘’tidak ada yang lebih lapar dari sang waktu, ia akan melahap segalanya.’’

Sedari dini, Yamin merupakan sosok yang dididik untuk menjadi pribadi yang disiplin terhadap waktu. Begitu pula dalam bidang pendidikan. Untuk tidak menyia-nyiakan waktu, Yamin memperoleh gelar sarjana mudanya di IAIN Ternate. Ia kemudian meraih pendidikan sarjana strata satu (S1) di Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Jakarta dan berlanjut hingga ke jenjang Magister (S2) pada program studi Komunikasi Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia. Perjalanan pendidikan Yamin terus berlanjut hingga kini. Saat ini ia masih tercatat sebagai mahasiswa strata tiga (S3) di Universitas Negeri Jakarta program studi Manajemen Pendidikan.