Tandaseru — Oknum dosen di Kota Ternate, Maluku Utara, NN alias Anca menuai kecaman publik usai membuat unggahan di WhatsApp Story-nya, Kamis (8/10). Anca mengomentari kerusakan fasilitas publik di Kota Ternate akibat demonstrasi penolakan Undang-undang Cipta Kerja.

Unggahan tersebut dikecam luas lantaran memuat bahasa yang dinilai tak sepatutnya dituliskan seorang dosen. Dalam unggahannya, Anca menuliskan “Kalian harus ganti semua yang sudah kalian rusak. Atau keluar dari kotaku Ternate. Kalian itu cuma sampah di sini!!! Bang***!!!”

Tak hanya itu, Anca juga menuliskan kalimat “Kalian bilang DPR bang***, DPR anj***… Padahal kalian lebih anj***, lebih bang***.”

Dua unggahan ini kemudian di-screenshot ­dan disebarkan hingga viral. Akibatnya, Anca menjadi bulan-bulanan warganet di media sosial. Unggahannya dinilai bermuatan rasisme dan menyepelekan substansi perjuangan massa aksi menolak UU Ciptaker. Status Anca sebagai dosen kian memperparah situasi lantaran dinilai tak pantas mengeluarkan kalimat seperti yang ditulisnya.

Beberapa waktu setelah statusnya viral, Anca kemudian menurunkan klarifikasi yang menyebutkan status tersebut ditujukan kepada ponakan perempuan dan beberapa temannya yang sejak pagi ngotot ikut aksi. Kepada mereka, kata Anca, ia bilang demo akan menjadi anarkis dan usulan beasiswa untuk ponakannya dan rekan-rekannya akan gagal. Dengan begitu, mereka akan jadi sampah dan tidak berguna, jadi lebih baik keluar saja dari Ternate.

“Kata-kata di dalam postingan itu semua ditujukan kepada mereka sebagaimana ancaman saya sejak pagi hari. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersinggung dengan kata-kata saya tersebut,” tulis Anca.

Tandaseru.com mencoba mengonfirmasi Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara itu. Namun sambungan telepon maupun pesan singkat yang dikirimkan tak mendapat tanggapan.

Rektor UMMU Saiful Deni juga hingga berita ini ditayangkan belum memberikan tanggapan atas upaya konfirmasi.