Tandaseru — Abrasi di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, juga mengancam desa-pulau, Desa Kolorai. Abrasi di Kolorai bahkan sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.

Salah satu dampak abrasi adalah rusaknya talud penahan ombak yang dibangun Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) pada 2005. Warga mengaku telah menyampaikan kerusakan itu pada Pemeritah Kabupaten dan DPRD Pulau Morotai, hanya saja belum ditindaklanjuti.

Padahal desa yang berjarak kurang lebih 1 mil dari Kota Daruba itu merupakan salah satu desa wisata  yang ditetapkan Pemda Morotai lantaran memiliki pemandangan pantai dan laut yang indah.

Talud Pulau Kolorai di Morotai yang rusak.(Tandaseru/Irjan)

“Abrasi itu tidak jauh dari sekolah SMP Muhammadiyah, PAUD dan PLN, hanya sekitar 10 meter,” ungkap salah satu warga Kolorai yang menolak namanya dipublikasikan kepada tandaseru.com, Senin (31/8).

Dia bilang, warga Kolorai selama ini termakan janji-janji politik politisi saat kampanye Pemilihan Legislatif.

“Banyak orang kandidat politik saat kampanye berjanji akan perbaikan talud yang rusak tapi sampai sekarang tidak ada tindakan. Pemda juga sering sampai ke Pulau Kolorai, tapi tidak tanggapi kerusakan talud yang sudah rusak parah itu,” tambahnya.

Selain mengancam rumah warga dan fasilitas umum, abrasi di Kolorai juga berdampak besar pada tanaman kelapa warga setempat.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pulau Morotai Abubakar A. Rajak ketika dikonfirmasi mengatakan kerusakan talud di Kolorai sudah ditindaklanjuti Pemda.

Kepala Dinas PU Pulau Morotai, Abubakar A. Rajak. (Istimewa)

“Intinya sudah diusulkan ke pusat melalui BNPB untuk tahun 2021,” ujar Abubakar.