Tandaseru — Taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Maluku yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara terpaksa melaksanakan ujian secara daring di daerah asal. Langkah ini diambil untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Penanggungjawab Akademik Politeknik KP Maluku, Jalaludin Kemhai usai menggelar rapat bersama orang tua wali di ruang rapat Kantor Bupati, Desa Pohea, Kecamatan Sanana Utara, Jumat (7/8) mengungkapkan, salah satu program Kementerian KP Republik Indonesia di masa pandemi melalui Politeknik KP Maluku dan dan siswa Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Waiheru Ambon adalah para guru dan dosen mengunjungi masing-masing siswa yang ada di 13 zona.
“Alhamdulillah, Sula merupakan Zona 10, dan kami ditugaskan untuk dapat mengecek kondisi dan kesehatan dari anak-anak kita di sini,” kata Jalaludin.
Selain mengecek kondisi kesehatan taruna dan siswa, lanjut Jalaludin, ada juga pelaksanaan ujian akhir semester untuk taruna Politeknik KP Maluku.
“Ujian secara online untuk taruna Politeknik KP Maluku sudah selesai, lalu kemudian agenda untuk siswa SUPM ini adalah pembagian modul untuk mem-backup sistem pembelajaran daring,” terangnya.
Jalaludin yang juga salah satu guru di SUPM Waiheru Ambon ini menyebutkan, untuk siswa SUPM Ambon itu angkatan 33 itu sebanyak 3 orang, yang terdiri dari dua Program Studi (Prodi), yaitu Prodi Penangkapan Ikan 2 orang dan Budidaya Pengelolaan Hasil Perikanan 1 orang.
“Kalau taruna Politeknik KP Maluku di Sula itu ada 11 orang, dan 11 orang ini terbagi atas tiga Prodi, yaitu Penangkapan, Pengelolaan dan Budidaya Laut,” cetusnya.
Selain itu, Jalaludin bilang, kepulangan para taruna dan siswa ini sudah diagendakan oleh pemerintah.
“Anak-anak kita ini akan kembali pada bulan Juni setelah selesai mengikuti ujian akhir semester, baik itu siswa SUPM maupun taruna Politeknik KP Maluku,” pungkasnya.
Mewakili Pemerintah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kepsul, Adam A. Umasugi menjelaskan, agenda ini merupakan agenda dari KKP RI lewat sekolah Politeknik KP Maluku.
“Dengan adanya kondisi pandemi ini, maka siswa dan mahasiswa ini dikembalikan ke daerah. Kita dari dinas diberikan tanggung jawab untuk ikut mengawasi kemudian melakukan pembelajaran dengan mereka,” ungkapnya.
Tentunya, sambung Adam, pemerintah harus memberikan pelayanan sebagai bagian dari masyarakat.
“Toh mereka ini juga merupakan anak-anak dari pelaku perikanan. Jadi ada yang bapaknya nelayan, ada yang dibo-dibo (pengepul, red). Nah kita berikan rekomendasi untuk sekolah,” ujarnya.
Dia berharap, meski di tengah pandemi para siswa dan mahasiswa tetap mengikuti proses belajar mengajar dengan baik.
“Ini bagian dari pada pekerjaan pemerintah untuk melayani masyarakat. Sama juga seperti pekerjaan kita di dinas, untuk bagaimana membina binaan kita di bidang perikanan,” tandas Adam.
Tinggalkan Balasan