Tandaseru — Metode pembelajaran online dalam rangka pencegahan penularan Covid-19 banyak menuai protes orangtua. Pasalnya, selain dinilai tak efektif membantu siswa dalam penyerapan materi, metode ini juga menguras isi kantong.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate, Ibrahim Muhammad mengakui keluhan para orangtua tersebut beralasan. Dia sendiri menilai kegiatan belajar-mengajar (KBM) dengan metode daring belum efektif. Dimana banyak orangtua mengeluh tak paham penggunaan aplikasi ditambah mahalnya biaya pembelian pulsa data.
“Saya akui daring di Kota Ternate belum efektif,” kata Ibrahim, Rabu (29/7).
Ibrahim bilang, para guru memang sudah mendesain metode pembelajaran online. Namun orangtua belum sepenuhnya siap.
“Jadi ini yang belum siap sisa orangtua, karena strata tingkat ekonomi para orangtua yang bervariasi. Belum lagi jika ada orangtua yang memiliki anak dua atau tiga orang saja itu sudah sulit sekali untuk penyediaan fasilitas maupun kontrol, apalagi jika waktu belajar dua anak bersamaan. Padahal pendampingan dari orangtua saat siswa belajar daring itu penting,” ungkap Ibrahim.
Meski saat ini Kota Ternate telah memasuki era new normal, Ibrahim mengatakan ia belum berani membiarkan sekolah dibuka kembali. Keselamatan dan kesehatan anak, kata dia, lebih penting.
“Saya tidak dapat memberikan garansi, dan ini bukan hanya di sekolah saja. Permasalahannya, ketika siswa keluar dari rumah dan andai kata ada yang terpapar corona dan menjadikan sekolah kluster baru di Kota Ternate maka dunia pendidikan juga jadi bermasalah,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan