Tandaseru – Satu keluarga di Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara menolak dua anaknya di-swab test meski telah berkontak dengan pasien positif. Keluarga beralasan, khawatir anaknya diberhentikan dari pekerjaannya.

Insiden ini terjadi Sabtu (20/6) saat tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepsul mendatangi kediaman SD, salah satu warga. SD dan istrinya, HU, menolak dua anak mereka, ND dan DD diambil spesimennya. Pihak keluarga mengaku khawatir dengan kondisi salah satu anak mereka yang baru saja selesai menjalani operasi di bagian perut.

SD juga khawatir anaknya dipecat dari pekerjaannya di Pegadaian setempat. Ia bilang akan mengizinkan kedua putrinya di-swab test jika ada jaminan anaknya tak dipecat.

“Saya tidak menolak protap. Tapi siapa yang bertanggungjawab jika anak saya di-PHK? Jika ada jaminan, silahkan diantar,” ujarnya kepada petugas medis.

HU juga sempat cekcok mulut dengan petugas medis yang didampingi personel Polres Kepsul.

“Kalau mau mati, biar mati di dalam rumah ini. Saya bertanggungjawab,” tegasnya dengan nada marah.

Pihak keluarga juga mempertanyakan uji swab yang harus diikuti kedua putrinya. Sementara warga lain hanya di-rapid test.

Hampir dua jam lamanya tim Gugus Tugas berupaya merasionalisasikan keluarga ini. Salah satu petugas medis yang enggan namanya dipublikasikan menjelaskan, kedatangan tim ke rumah SD hanya untuk menanyakan apakah ND dan DD bersedia diambil spesimennya di rumah atau di rumah sakit.

Dia mengungkapkan, ND dan DD harus di-swab lantaran berdasarkan hasil tracing keduanya telah berkontak erat dengan salah satu pasien positif Covid-19. Menurut dia, waktu kontak ND dan DD dengan pasien terbilang paling awal.

“Keduanya berkontak dengan pasien positif pada 10 Mei, sedangkan yang lain 27 Mei. Praktis mereka yang representatif untuk di-swab, karena kita tidak ingat semuanya, mana yang kontak dengan pasien positif. Pasien yang sudah kontak erat ini dinyatakan positif pada bulan Juni,” terangnya.

Upaya persuasif paramedis dan pihak polisi dengan jaminan akan mengambil spesimen semua orang yang sempat kontak dengan pasien positif seperti yang diinginkan keluarga akhirnya berhasil meluluhkan hati SD dan HU. Keduanya bersedia putri-putri mereka diambil spesimennya di RSUD Sanana.

Juru Bicara Gugus Tugas Kepsul, dr. Muhammad Makmur Tamani dalam wawancara terpisah mengungkapkan, pihaknya tetap melaksanakan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab Gugus Tugas.

“Bahkan setingkat dokter (yang kontak dengan pasien positif) juga akan di-swab. Apa yang kami lakukan benar-benar sebagai tanggung jawab dan tugas. Dan kami tidak memilih-milih orang,” tuturnya.