Oleh: Arsad Suni, S.Kep,Ns., M.Kep
_______
A. Pendahuluan
Dewasa ini kehidupan manusia terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu, di mana setiap perubahan itu tentunya memiliki dampak positif maupun dampak negatif. Hal itu telah terjadi dan kita rasakan saat ini yang dikenal dengan kemajuan teknologi era digital 4.0. Kemajuan teknologi di era digitalisasi yang sangat pesat dan semakin canggih, khususnya internet yang menjadi kebutuhan utama bagi semua kalangan manusia tanpa terkecuali dari generasi anak-anak dan remaja. Manusia merasa sangat terbantu dalam memenuhi segala kebutuhannya dengan memanfaatkan jaringan informasi melalui berbagai aplikasi digital yang tersedia.
Menurut Hakim dan Prastiwi (2015), munculnya internet memberikan ruang yang luas kepada para remaja sebagai media untuk memenuhi semua kebutuhannya, mulai dari kebutuhan pertemanan, mendapatkan berbagai informasi baik positif maupun negatif, kebutuhan hiburan, dan aktifitas internet yang bisa menghasilkan uang pada kalangan remaja.
Manajemen media sosial Hoot Suite dan Agensi Marketing We Are Social pada bulan Januari 2021 merilis laporan terbaru tentang pengguna internet global termasuk Indonesia, bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta (73,7 %) dari total populasi sebesar 274,9 juta jiwa. Sementara Spitzberg, Twenge, dan Campbell (2019), menyatakan bahwa para remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di luar sekolah menggunakan media digital, termasuk pesan singkat, media sosial, permainan elektronik (game online), penggunaan smartphone dan komputer secara umum. Hasil survei dari Common Sense Media (2015), didapatkan data bahwa rata-rata remaja menghabiskan waktu 9 jam sehari dengan media layar. Sementara hasil penelitian Anderson & Jiang (2018), menemukan 95% remaja memiliki akses ke smartphone, dan sebagian besar dari remaja mengatakan mereka menggunakan internet hampir setiap saat.
Dari uraian tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran bahwa hampir sebagian besar remaja tidak pernah bisa lepas dari internet, baik melalui handphone (HP), smartphone (SP), personal computer (PC), maupun laptop. Ofcom (2021), menyebutkan bahwa ketergantungan terhadap perkembangan teknologi menyebabkan jumlah waktu yang dihabiskan remaja untuk online selama 18,9 jam per minggu, hal ini telah mengalami peningkatan lebih dua kali lipat dari tahun 2015, yaitu rata-rata 8 jam per minggu. Hal ini tentu saja berdampak pada kondisi yang disebut sebagai “Karakteristik Remaja Dalam Krisis Identitas Pada Era Digitalisasi”
B. Karakteristik Remaja Pada Era Digitalisasi
Kekhawatiran terhadap permasalahan remaja yang kita hadapai saat ini tentunya tidak terlepas dari keberagamaan generasi milenial yang juga dikenal sebagai generasi digital, yang saat ini menjadi populasi terbesar di dunia termasuk di Indonesia. Dengan jumlah yang besar, remaja sebagai generasi milenial memiliki beberapa karakteristik menonjol yang bisa dibilang unik dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu karakteristik mudah beradaptasi, melek teknologi, berorientasi pada pencapaian, butuh perhatian, berpikiran terbuka, dan mudah bosan serta ketergantungan terhadap internet sehingga dengan sangat mudah menerima pengaruh dari lingkungan.
Karakteristik remaja saat ini yang dikenal dengan “Karakteristik Anak Generasi Digital”, adalah generasi yang muncul dalam waktu 15-18 tahun terakhir memiliki karakteristik demografik yang berbeda dengan generasi sebelum dan setelah generasi ini. Artinya, pembagian generasi berdasarkan waktu dimana generasi tersebut lahir dan adanya perbedaan karakteristik yang dapat membedakan masing-masing kelompok tersebut. Contohnya, generasi yang lahir pada tahun 1946-1964 disebut dengan baby boomers. Untuk generasi yang lahir pada tahun 1965-1979 disebut generasi X (slacker atau Xers). Generasi yang lahir tahun 1980-2000 disebut generasi Y. Generasi yang memiliki nama lain yaitu generasi digital atau millenials. Generasi ini lahir saat internet mulai masuk dan berkembang (generasi NET). Sedangkan generasi yang lahir setelah era milenial ini disebut dengan generasi Z. Generasi Y dan generasi Z sangat bergantung pada teknologi terutama internet (Rahmat, 2018).
Tinggalkan Balasan