Oleh: Haerul Hamid, S.Pd

Guru SDN 74 Kota Ternate

_____

SEKARANGĀ ini kita tengah berada di pusaran hegemoni media, revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang tidak hanya membawa kemudahan tetapi juga membawa serentetan persoalan. Hal ini tentu menjadi pembelajaran bagi seluruh lapisan masyarakat dalam menghadapi tuntutan zaman yang semakin canggih. Teknologi bukan hal yang baru namun bisa menimbulkan masalah baru.

Dalam hal pendidikan, teknologi dijadikan sebagai alat yang bisa mendukung proses pembelajaran. Namun di sisi lain, teknologi juga mampu membius generasi kita sehingga mereka mengabaikan aktivitas belajar. Kesalahan dalam menggunakan teknologi sudah tentu akan menimbulkan pengaruh yang buruk bagi generasi-generasi muda kita.

Hampir setiap hari, berita di berbagai media baik elektronik maupun cetak dihiasi dengan kekerasan anak muda. Mulai dari kasus kekerasan, pemerkosaan, tawuran dan minum minuman keras. Parahnya, berbagai macam kasus itu dialami anak-anak muda yang merupakan generasi bangsa. Lebih spesifik, anak-anak yang terlibat adalah mereka yang duduk di bangku sekolah.

Kenyataan ini tentu sangat disayangkan. Karena anak-anak muda yang diharapkan sebagai generasi muda justru malah melakukan berbagai hal negatif. Bagi sebagian orang mungkin itu merupakan hal yang wajar, karena sudah kerap terjadi setiap hari. Bahkan bisa dikatakan, tidak lengkap kalau anak muda belum pernah minum minuman keras. Tidak sedikit, anak muda justru bangga karena ikut terlibat dengan kasus yang telah disebutkan di atas.

Tentu bukan merupakan pekerjaan yang mudah, seperti membalikkan telapak tangan. Ditambah lagi sekarang anak-anak sudah banyak yang terjebak dalam kemajuan teknologi. Kalau diasumsikan, teknologi adalah salah satu penyebab utama yang menghancurkan generasi bangsa. Karena anak-anak dengan mudah mengakses internet dengan bebas. Ingat, anak itu cenderung melakukan apa yang dilihat, atau apa yang didengar.