Tandaseru — Pengembangan ikon wisata di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) progres fisiknya tergolong lamban.
DAK yang dikucurkan untuk pengembangan tersebut sebesar Rp 36 miliar.
Batas waktu pekerjaan untuk paket proyek itu sendiri hanya sampai Desember 2021.
Namun progres pekerjaan masih terkendala di Kecamatan Pulau Rao. Yakni untuk pengembangan wisata Tanjung Garam, Saminyamau dan surfing Aru Burung.
“Di Pulau Rao itu kurang tahu kendalanya dimana, mungkin karena wilayah kepulauan jadi aksesnya agak sulit,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pulau Morotai, Ida Arsad, kepada tandaseru.com, Rabu (8/9).
Sementara untuk progres di lima ikon wisata lainnya, sambung Ida, sudah 60 persen
“Seperti Lifao Kecamatan Morotai Timur, Tanjung Amerika Kecamatan Morotai Jaya, Pulau Tabailenge, Tanjung Saleh dan Bido Kecamatan Morotai Utara progres pekerjaannya sudah 60 persen,” paparnya.
Meski progres di kecamatan lainnya masih terkendala, Ida tetap optimis delapan paket proyek tersebut akan tuntas sebelum Desember tahun ini.
“Kita punya target September-Oktober fisik harus 100 persen selesai. Jadi saya yakin semuanya bisa selesai,” jelasnya.
Terkait progres pekerjaan di Pulau Rao, Ida bilang akan memanggil kontraktornya.
“Karena di Pulau Rao itu kendalanya di pihak ketiga. Jadi nanti kita menyurat ke PPK untuk panggil kontraktornya,” timpalnya.
Sedangkan untuk penyerapan anggaran sejauh ini, Ida mengaku lupa.
“Nilai saya lupa berapa,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan