Tandaseru — Ratusan warga Desa Wayabula, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Pulau Morotai, Maluku Utara, mengepung ruang kerja Pj Bupati Burnawan, Senin (25/11/2024).

Selain mendatangi ruang kerja Burnawan, warga juga mendatangi kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD). Mereka meminta kepala desa yang terlibat dalam pertemuan dengan Camat Morselbar Pardi Sumtaki malam tadi ditindak secara hukum. Warga juga mendesak Burnawan mencopot Pardi dari jabatannya.

Kemarahan warga ini merupakan buntut dari pertemuan camat dan kades yang diduga berkaitan dengan politik praktis. Pardi bahkan nyaris diamuk warga Wayabula akibat pertemuan itu. Belakangan, Pardi mengaku ia hanya datang untuk makan malam di rumah kades.

“Torang cuma minta camat angkat kaki dari Morotai Selatan Barat. Sampe tong dapat (camat) di Wayabula tong kase ancor. Jadi pak bupati copot camat sekarang,” teriak Fatma, salah satu warga, di depan ruang kerja bupati.

Warga terus bersikeras tidak meninggalkan kantor bupati sebelum Pj Bupati memberikan pernyataan mencopot camat tersebut.

Torang tara akan pulang kalau tara bakudapa deng pak bupati. Tong mau hari ini ganti camat, jangan kase sambunyi camat,” tegasnya.

Warga lain bernama Yakub menyentil sikap Pj Bupati dan OPD yang dinilai tidak tegas terhadap kepala desa yang ikut serta memenangkan salah satu paslon. Hal itu menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.

“Kapala desa juga liar. 50 kepala desa itu kerja di DG-Qubais, tapi pemerintah daerah cuma diam saja, dan memang jelas dong cuma badiam,” sesal Yakub.

Amatan tandaseru.com, warga mengamuk sekitar 1 jam di depan ruang kerja Pj Bupati. Sayangnya, Pj Bupati tak nampak batang hidungnya.

Kabid Tantrib Satpol PP, Anwar Sabadar, di depan warga yang naik pitam menyampaikan Pj Bupati Burnawan belum bisa ditemui lantaran ada tamu.

“Beliau ada tamu. Bukan persoalan beliau tidak teriam, saya ada telpon ajudan,” tandasnya.​

Tandaseru
Editor
Tandaseru
Reporter