“Oleh sebab itu, perlu ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh semua pihak dalam upaya mencegah perilaku perundungan di SD di Kota Ternate. Pertama, adanya kesadaran bersama. Perlu dan sangat penting untuk memiliki kesadaran bersama tentang bahaya perundungan. Caranya ialah melakukan sosialisasi dan pendampingan di seluruh SD di Kota Ternate tentang bullying, jenis-jenisnya dan dampaknya. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan yang dipandang lebih efektif daripada upaya kuratif. Untuk itu, pemerintah Kota Ternate perlu melibatkan semua pihak terkait untuk menyusun program pencegahan perundungan di semua SD di Kota Ternate,” paparnya.

Kedua, kolaborasi sesama guru. Guru sebagai pendidik perlu menciptakan iklim positif dilingkungan sekolah dengan cara saling mendukung dalam program pengembangan potensi siswa dan program pencegahan perundungan. Hal yang dilakukan ialah guru kelas dan guru mata pelajaran saling bahu-membahu dengan guru BK atau konselor sekolah dalam membantu siswa mencapai perkembangan optimal serta menyelesaikan masalah siswa termasuk bullying.

“Ketiga, butuh peran keluarga (orang tua). Untuk mengatasi perundungan, keluarga (orang tua) sangat berperan penting dan terlibat aktif dalam mendidik anak di rumah, terutama pendidikan karakter. Selain itu, orang tua dapat bekerja sama dengan guru dalam memantau perkembangan siswa di sekolah termasuk masalah perundungan,” terang Hasrul.

Keempat, peran masyarakat. Masyarakat juga turut berpartisipasi dalam pencegahan masalah perundungan. Wujud partisipasinya ialah dalam pembentukan norma sosial.

“Artinya masyarakat kota Ternate tidak boleh menormalisasi kasus bullying dalam bentuk apapun. Sebab, hal tersebut akan berdampak pada lingkungan sosial siswa di sekolah. Sebaiknya masyarakat terus menghidupkan nilai-nilai budaya Ternate sebagai kontrol sosial yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan menghargai perbedaan,” tandas Hasrul.