“Kami berharap, melalui bantuan TJLS ini, pelaku UMK Ketel Parigi ini bisa meningkatkan produksinya dan membuka lebih banyak kesempatan pemberdayaan masyarakat setempat,” tutur Awat.
Sementara itu, Ketua UKM Ketel Parigi, Abdula Malaka menerangkan, pohon kayu putih yang tumbuh secara alamiah di daerahnya itu menghasilkan minyak dengan tingkat kemurnian tinggi dan mengandung komponen utama yaitu sineol sekitar 65-75 persen. Sudah pasti lewat proses penyulingan yang baik, akan menghasilkan produk yang berkualitas pula.
Abdula menuturkan, ke-10 anggota UKM Ketel Parigi ini memiliki keluarga yang harus dihidupi. Minyak Kayu Putih adalah salah satu harapan mereka, agar bisa membantu perekonomian keluarga.
“Di awal berproses, kami dihadapkan dengan kendala modal usaha, belum lagi sarana dan prasarana yang tidak memadai. Sehingga jumlah produksinya tidak terlalu banyak,” tutur Abdula.
Namun, dengan adanya bantuan modal usaha dalam bentuk pinjaman yang dikucurkan PLN UIW MMU, mampu digunakan untuk berpoduksi. Sejalan dengan itu, bantuan sarana dan prasarana juga dilengkapi. Hingga setahun berjalan, omzet UMK Ketel Parigi Bisa menembus angka Rp. 81 juta per bulan.
“Pencapaian ini berkat bantuan modal usaha, serta sarana dan prasarana yang diberikan PLN UIW MMU kepada Kami. Perputaran ekonomi di sini juga semakin baik, terbukti yang sebelumnya hanya bisa menjual 10 botol, sekarang sudah bisa menjual 30 botol per hari,” aku Abdula.
Dia berharap, di tahun-tahun mandatang, UKM Ketel Parigi bisa lebih mandiri dan dapat memperluas pemasaran produk minyak kayu putih bukan hanya di dalam negeri tapi juga ke luar negeri, sehingga masyarakat sekitar dapat diberdayakan serta omzet semakin meningkat.
Tinggalkan Balasan