Sementara itu, Hardi yang dikonfirmasi terpisah mengaku belum dapat menerima permintaan maaf tersebut sampai dirinya mendapatkan keadilan dari kekerasan yang dialaminya.

“Saya belum kasih maaf, proses hukum ini akan tetap berjalan, saya ingin keadilan. Saya sudah dibanting, saya diinjak juga di dada, padahal saya tidak membuat tindakan yang mengancam, saya butuh keadilan,” ucap Hardi, Kamis (27/6).

Menurut Hardi, sebagai warga dirinya berhak menyampaikan pendapat di dalam forum yang kala itu membahas masalah kelangkaan minyak tanah di daerahnya bersama Bupati Halmahera Barat dan sejumlah pihak terkait.

Namun, bila dirinya dinilai tidak etis di dalam forum maka tidak seharusnya juga dirinya menjadi sasaran kekerasan.

“Kalau saya dinilai tidak etis dalam forum itu, seharusnya penanganannya tidak dengan kekerasan,” timpal Hardi.

Hardi pun membantah bila dituduh dalam keadaan dipengaruhi minuman keras saat menyampaikan pendapatnya di forum rapat kelangkaan minyak tanah.

Baginya, tuduhan tersebut adalah fitnah keji yang akan dia bawa ke ranah hukum.

“Saya akan lapor semuanya yang memfitnah saya. Saya datang membawa aspirasi warga. Saya perjuangkan masalah yang dialami warga. Intinya saya belum terima permintaan maaf,” pungkas Hardi.