Event ini diselenggarakan sebagai salah satu langkah strategis percepatan peningkatan ekonomi masyarakat setempat, serta pengembangan Community Based Tourism (CBT) dan eco event.

Di saat yang sama, FTW juga menjadi kesempatan promosi destinasi wisata unggulan yang ada di Kabupaten Kepulauan Sula, pemeliharaan alam dan lingkungan, melestarikan keaslian seni dan budaya, adat istiadat, flora dan fauna, serta keseimbangan hidup antara manusia dan alam demi menciptakan pertumbuhan ekonomi kreatif baru bagi masyarakat Sula.

FTW digelar di pesisir Pantai Tanjung Waka sepanjang 2,6 km. Ini merupakan salah satu venue terpanjang dalam sejarah festival di Indonesia.

Festival Tanjung Waka menjadi salah satu event yang masuk KEN 2024. (Istimewa)

Festival ramah lingkungan ini digelar tanpa menggunakan material printing berbahan plastik dalam area event. Material berbahan plastik diganti dengan bahan kain, cetakan di atas kayu, dan cetakan bubuk kertas di atas triplek. Hampir seluruh umbul-umbul di lokasi acara dan pemukiman pedesaan menggunakan daun kelapa, demi mempertahkan konsep event yang ramah lingungan.

Hampir seluruh perlengkapan makanan dan minuman untuk tamu undangan dan wisatawan di FTW menggunakan material tamah lingkungan berbahan kertas, bambu dan kayu serta batok kelapa.

FTW 2023 menyuguhkan atraksi spektakuler bagi wisatawan, di antaranya parade 220 armada laut berupa kapal arumbai (sejenis kora-kora), kapal nelayan Desa Bajo dan kapal nelayan tradisional. Atraksi ini melibatkan armada laut terbanyak dalam sejarah pentas festival di Indonesia.