“Sehingga akan meningkatkan harga komoditas hortikultura dan ikan-ikanan, di samping berlanjutnya tren kenaikan harga beras,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Presiden RI telah memberikan arahan agar memperkuat produksi dan ketahanan pangan lokal di daerah melalui pemanfaatan lahan pertanian dan persawahan, memperluas kerja sama antar daerah guna mengurangi disparitas pasokan dan harga antar wilayah, meningkatkan pengawasan jalur distribusi bahan pangan di daerah, meningkatkan cadangan pangan lokal untuk menjaga ketersediaan pasokan di daerah, serta mengoptimalkan anggaran fiskal daerah dalam rangka pengendalian inflasi.

“Saya sangat mengapresiasi Bank Indonesia terus melakukan koordinasi dan sinergi dengan TPID provinsi maupun TPID kota/kabupaten. Di sisi lain, kampanye diversifikasi pangan, terutama pangan yang mengandung karbohidrat, terus dilakukan agar karbohidrat dapat dipenuhi tidak hanya dari beras, tetapi juga bisa melalui singkong, ubi, kentang, hingga roti yang dapat menjadi pengganti karbohidrat utama selain nasi, serta mengajak kepada seluruh ASN Provinsi Maluku Utara untuk melaksanakan Gerakan Bangga Makanan Kobong pada setiap hari Jumat dapat berjalan,” paparnya.

Sementara itu, Bupati Bassam menyatakan pentingnya dukungan dan kerja sama dari semua pihak dalam usaha mengendalikan inflasi.

“Kita tidak bisa melakukannya sendiri. Dukungan dari berbagai instansi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sangat diperlukan dalam pengendalian inflasi di Maluku Utara,” ucapnya.

“Kami berharap agar inflasi tetap terkendali sehingga dampak kenaikan inflasi tidak memberikan beban berat pada masyarakat. Dengan demikian, kebutuhan dasar masyarakat tetap dapat terpenuhi,” tandas Bassam.