Menurut Nuryadin, sebagai anggota polisi, apalagi Kapolsek, Sudomo seharusnya mengayomi masyarakat dan tidak main hakim sendiri. Dia menyesalkan sikap premanisme tersebut.

“Untung tidak terjadi sesuatu yang lebih fatal kepada adik kami. Apalagi korban dianiaya oleh seorang Kapolsek tanpa alasan yang jelas,” sesalnya.

“Sebagai seorang polisi harus bersikap seperti abdi negara yang sesungguhnya, bukan main fisik. Karena tindakannya sudah melebihi maka harus mendapat hukuman setimpal dari Polres dan Polda Malut,” tegas Nuryadin.

Sementara Sudomo Latani ketika dikonfirmasi terpisah menjelaskan peristiwa itu hanya salah paham semata. Ia mengaku sudah menyelesaikannya secara kekeluargaan.

“Saya sudah atur damai dengan keluarga korban, karena ini hanya kesalahpahaman,” jelasnya.

Sudomo menambahkan, ia tak bermaksud menganiaya korban.

“Saya pukul itu bentuk kepedulian karena anak itu saya anggap sebagai saudara saya. Apalagi dia mau tes polisi lagi, jadi saya tidak mau dia terjerumus di pergaulan yang salah,” tandasnya.