“Kita menyusun, memastikan satu Muharam 1445 sebagai starting point,” tambahnya.
Kalender Kesultanan ini, kata ia, secara lisan memang telah digunakan oleh kesultanan sejak ratusan tahun lalu, tapi baru ditulis kali ini. Dan menjadi yang pertama di kesultanan di Maluku Utara.
Sementara, Sultan Tidore Husain Alting Sjah mengatakan, naskah yang menjadi rujukan ini bertebaran cukup lama di orang tua-tua di Paragosimo yang ada di Tidore. Salah satunya ada di Tete Ning, sebutan akrab kakek Ishak Naser.
Naskah tersebut turun-temurun dari trah fal fangare, kemudian dirawat dan dijaga sedemikian rupa ampai di Ishak Naser, orang yang dituakan di marga mereka.
“Ini juga dikombinasi dengan marga yang lain di Soasio, Gamtufkange, hingga sampai ke Toloa, karena ada kaitan dengan trah dari Fabanyo,” paparnya.
Menurut ia, naskah ini adalah langkah mengungkapkan kembali apa yang selama ini tersimpan, dan seharusnya tidak bisa simpan, karena perlu diketahui oleh publik.
Tinggalkan Balasan