Nova dalam pertunjukan tersebut juga memberikan kejutan kepada penonton dengan pengalaman luar biasa menantang, lantunan suaranya khas kejawen, lirik lagunya, serta instrumen yang terkesan klasik yang dimainkan Grey.
“Kami memulai perjalanan dari Belanda pada tahun 2019, dan segera belajar karena musim dingin di Eropa tidak murah. Melalui pelabuhan bekas pasar buah di Rotterdam, lalu berangkat berlayar dibantu oleh arus yang keluar menuju laut utara Eropa,” kisah Nova.
Pelayaran ini bisa ditempuh dengan melewati Terusan Suez, namun rute tersebut terhimpit bajak laut Somalia dan perang sipil di Yaman. Kemudian ada rute lain yaitu rute kolonial Belanda melalui Afrika Selatan, akan tetapi harus melewati Samudera Atlantik, Hindia dan Antartika.
“Ini lumayan berat karena hanya disanggupi oleh kapal karam milik kerajaan Eropa. Ini bukan ide bagus untuk kapal kami yang karatan, yang sudah berumur 75 tahun, ditambah lagi dengan krunya rata-rata adalan seniman naif,’’ tutur Nova sambil memegang gitarnya.
Akhirnya pasangan ini memilih jalur terpanjang, yaitu berlayar menuju selatan sampai mentega meleleh dari piring, mengitari Cabo Verde di lepas pantai Afrika Barat. Terus belok kanan mengikuti matahari terbenam sampai Amerika Tengah. Rute ini mencapai tiga perempat bumi, melintasi Samudera Atlantik, Laut Karibia, Kanal Panama, dan akhirnya Samudera Pasifik.
Perjalanan panjang itu berlangsung hingga tahun 2020 dunia menghadapi virus Corona. Seluruh dunia menutup aksesnya. Selama 6 bulan, Grey dan Nova menjadi orang-orang terbuang.
Tinggalkan Balasan