Mereka (berpotensi) bermain sebanyak 8 kali per bulan (2 kali per minggu yaitu hari Sabtu dan Minggu pagi), tetapi mereka tidak difasilitasi dengan bola baru setiap kali mereka bermain itu. Sementara sebagian besar pengguna lapangan yang lain, yang (berpotensi) bermain sebanyak 20 kali per bulan (seminggu 5 kali yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat sore), justru difasilitasi dengan bola baru. Padahal mereka, baik yang bermain pagi dan bermain sore itu diwajibkan membayar iuran penggunaan lapangan yang sama nilainya yaitu Rp 100.000.

Itu sama artinya dengan mereka yg hanya bermain pada pagi hari sedang mensubsidi biaya pengadaan bola baru untuk mereka yang bermain di sore hari (mari berpikir dengan nalar yang sehat).

Poin terakhir, sekadar untuk diketahui, anggaran pendapatan Pelti Ternate hingga saat ini bersumber antara lain dari:

  1. Jasa sewa tempat/space usaha kepada pihak ketiga (swasta).
  2. Hibah dari Pemerintah Kota Ternate (yang berasal dari APBD Kota Ternate).
  3. Hibah dari Pemerintah Provinsi Malut (yang berasal dari APBD provinsi Malut).
  4. Jasa sewa lapangan tenis indoor kepada klub tenis, anggota Pelti.
  5. Iuran penggunaan lapangan tenis oleh perorangan (pehobi tenis), baik perorangan dimaksud adalah anggota klub tenis terdaftar maupun tidak.

Demikian pendapat dan opini kami. Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan pehobi tenis dan semoga dapat dijadikan sebagai masukan bagi pengurus kota Ternate. Mohon maaf jika ada kata-kata kami yang kurang berkenan bagi bapak-bapak.

Salam sehat, salam tenis. (*)