Rinto yang juga punya pengalaman bidang pariwisata dan kebudayaan ini menambahkan, pengelolaan Batu Angus harus dipahami sebagai sebuah kesatuan antara masyarakat dan alam sebagai ruang pusaka.
“Karena masyarakat yang punya budaya, religiusitas serta social capital tentu menjadi potensi yang berdampak bagi pembangunan di kawasan ini. Bahwa kawasan sekitar yang tak dapat diabaikan adalah keberadaan Jere Kulaba, Benteng Kota Bebe serta lokus peringatan Perang Dunia Kedua yang juga berada di sekitar kawasan ini adalah nilai lebih yang potensial dan berdampak baik jika dikembangkan secara maksimal,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan